Minggu, 04 Januari 2009

Kejadian 1:11


"Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.

Sungguh kukagumi kedalaman makna dan pesan dibalik semua yang bisa kita baca tentang segala sesuatu yang sebenarnya sudah ditampakan kepada kita sehari-hari. Ketika segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan digambarkan/diperumpamakan seperti sebuah Tunas (lihat gambar)... Sebuah kesaksian, bahwa kehidupan selalu ditampakan seperti munculnya sebuah tunas yang baru tumbuh, sekalipun sejujurnya di Alam Semesta ini tidak ada hal2 yang baru, seperti yang sudah tersurat didalam sebuah ayat, bahwa segala sesuatu yang sekarang kita bisa sebut "Ada" sesungguhnya sudah lama ada (keberadaannya), dan begitu seterusnya akan selalu ada di masa2 mendatang.

Hal2 yang sekarang tertampak menyegarkan seperti Tunas yang baru tumbuh, oleh karena perjalanan waktu, suatu saat tunas tersebut tidak lagi dapat disebut sebagai tunas. Tidak ada satupun tumbuh2an di bumi ini yang tidak akan layu.. Itulah gambaran tentang kehidupan, yang menyimpan sebuah rahasia, yang sesungguhnya tersimpan dibalik relasi antara Manusia sebagai Mahluk yang paling sempurna dengan Dia sebagai Sang Pencipta segala sesuatu.

Ada Firman yang berbunyi:"Secara sengaja Allah telah mengurung semua Manusia kedalam ketidaktaatan, supaya Dia dapat menyatakan kemurahanNya kepada siapa Dia mau bermurah hati".

Senin, 22 Desember 2008

Ketajaman Hikmat Dunia temuan tentang kekuasaan bayangan sementara ...




Fisikawan terkenal, Prof. Stephen Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat dari yang dapat kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata: "Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukurannya yang sekarang bisa kita lihat secara kasat mata ...

Akurasi atau ketepatan dalam menempatkan ciptaanNya bisa menjadi ciri khas cara kerja Allah yang telah tertangkap oleh hikmat dunia yang haus akan pengetahuan. Bahwa segala sesuatu telah ditampakan kepada kita secara begitu teraturnya tanpa merombak tatanan waktu sampai kedalam bilangan2 terkecil yang tak terhingga. Bahwa yang sekarang telah ditampakan kepada kita secara kasat mata sebenarnya menyimpan misteri tentang ketiadaan yang disebut sebagai keberadaan Sang Pencipta.

Sayangnya, mungkin karena sudah merupakan ketentuan yang diatur sedemikian rupa, sebagaimana alam semesta merupakan sekumpulan benda2 orbit yang tertampak seolah terpisah-pisah oleh perjalanan waktu namun tetap bergelantungan di jagat raya yang begitu luas, terangkum menjadi sebuah kesatuan yang terdiri mulai dari kesatuan yang terkecil sampai yang terbesar, hal mana merupakan cikal bakal datipada sebuah kekuasaan yang oleh Alkitab disebut sebagai Hikmat Dunia, sedemikianlah keberadaannya, bahwa manusia alamiah yang merupakan bagian terkecil dibanding struktur alam yang begitu luas, dimana mereka telah ditentukan oleh kehendak bebasnya sendiri sebagai bagian dari kekuasaan yang paling dalam berwujud Ilmu dan Pengetahuan sekaligus penterjemah misteri kekuasaan Alam Semesta itu sendiri. Mereka tidak akan pernah bisa terlepas dari kekuasaan kodrat alami mereka dalam pencarian terhadap kekuasaan yang lebih tinggi dari yang mereka miliki.

Sehingga setajam apapun mereka bergerak dan bekerja keras, keadaan merekalah yang membatasi kekuasaan mereka sendiri, sehingga mereka tidak akan pernah bisa menembus keluar dari kodrat alamiahnya, selain hanya sejauh menyaksikan dan menceritakan dalam bentuk tanda2 secara kasat mata.

Pencarian terhadap hakikat asal usul Alam Semesta memang akan selalu berlangsung terus menerus, karena keberadaan suatu ketiadaan yang disebut sebagau sumber dari segala yang telah ditampakan, tetapi kebenaran akan selalu menutupi dirinya sendiri, supaya nyata dikemudian hari bahwa DIA benar2 ada, ketika benda2 alamiah tersebut sudah tidak dapat lagi menguasai dirinya sendiri, ketika kepada mereka ditampakan yang jauh lebih sempurna, kelak...berlanjut ke Keluaran 1:11.

Kamis, 20 November 2008

Kejadian "Hari ke Dua"


Yesus:"Anak manusia harus menderita dan ditolak oleh Imam-Imam ...
(Pengampunan itu sempurna sampai dosa itu Mati).

Yang baru kupahami, bahwa hanya karena dustalah yang membuat seseorang melupakan bahwa FirmanNya Ya & Amin! ketika Dia hadir sebagai Manusia, bukankah Dia memberikan jalan kepada kita untuk mengalami semua penderitaan yang dikehendaki oleh BapaNya.

Sebuah penderitaan yang paling ditakuti oleh Iblis si pendusta, karena dia menyadari bahwa melalui penderitaan itu, dia (dosa) dilenyapkan dari dalam tubuh Anak Manusia melalui penderitaan kepada kematian dan kepada kebangkitan bersama dengan Terang Manusia itu sendiri.

Pengampunan dosa? Ya & Amin!, tapi bukankah pengampunan itu adalah sebuah panggilan dan pilihan untuk mengalami penanggalan dari tubuh maut dan celaka yang kita warisi dari manusia pertama, supaya ketika semakin besar penderitaan itu, kita beroleh kemurahan untuk semakin dipercaya, bahwa pengampunan itu bekerja terus menerus seiring dengan penderitaan itu sendiri.

Bukankah orang yang mengampuni adalah mereka yang beroleh kemurahan, sehingga mereka tidak dapat lagi meninggalkan pengampunan yang merupakan Anugerah terbesar dalam hidup ini, hal mana bukan karena kehendak atau usaha manusia semua itu terjadi, tetapi dikehendaki Tuhan yang bekerja melalui RohNya didalam diri kita.

Mustahilkah bagi Tuhan untuk melakukan yang sebaliknya?, seperti yang pernah Dia kehendaki terjadi didalam diri seorang Firaun, ketika dikeraskanNya hatinya, supaya melalui perbuatannya (Firaun) kepada Umat kekasihNya, namaNYa dimashyurkan sampai keujung-ujung bumi ini, bahwa orang-orang yg telah dipilihNya dan dikasihiNya, ditegor dan dihajarNya dengan menggunakan perbuatan orang2 yang dikeraskan hatinya, supaya genaplah perbuatan tangan RohNya dalam menyempurnakan segala sesuatu yang telah Dia letakan jauh didalam hati orang-orang yang mengasihiNya, bahwa mereka telah diampuni dari keadaan maut mereka.

Kejadian 1:8




Lalu Allah menamai Cakrawala itu Langit. Jadilah Petang & jadilah Pagi, itulah hari ke dua.

Ketika dinamaiNya Cakrawala itu Langit, semua nama-nama yang ada apapun itu, mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil yang berhubungan dengan kuasa/penguasa dan pemerintahan, telah dibuatNya menjadi belenggu atas kekuatan mereka masing-masing.

TahtaNya kuat karena tidak tercemar dan tidak mencemari para pemerintah, penguasa dan penghulu2 roh2 kejahatan, karena Dia selalu menghormati apa yang menjadi bagian dan kewenangan mereka, sampai kepada masa-masa kelak ketika mereka dilenyapkan oleh kejahatan mereka sendiri.

Sempurnalah TahtaNya atas segala sesuatu. Dan kepada dunia hanya dinyatakan sejauh, "Jadilah petang dan jadilah pagi" Mazmur 150:1 ; Yesaya 34:4 ; Kisah 7:49-50.

Kejadian 1:7




Maka Allah menjadikan Cakrawala dan Ia memisahkan Air yang ada dibawah Cakrawala itu dari Air yang ada diatasnya.Dan jadilah demikian.

Sama seperti Firaun yang dipakaiNya untuk memashyurkan NamaNya dengan cara ,dibesarkanNya apa yang dipikirkanNya tentang kuasa dan kekuatan Tuhan, ketika dibuatNya Firaun tidak mengenal Yusuf, yang oleh karena Imannya telah menubuatkan (telah memandang jauh kedepan) perkara-perkara yang tersembunyi didalam pribadi Allah yang adalah kemuliaan Kristus, sekalipun dia "menggunakan" keadaan yang fana, ketika dia berpesan supaya tulang belulangnya dibawa keluar dari Mesir. Keluaran 1:8; Ibrani 9:17. Bukankah Manusia dibuat dari gumpalan (tanah liat) debu dan tanah yang adalah bagian dari air itu sendiri.

Sama seperti Yusuf sekalipun dibuat dari gumpalan tanah liat yang sama, dipisahkanNya Yusuf dari Firaun.



Senin, 10 November 2008

Kejadian 1 : 2

"Bumi belum berbentuk, kosong dan gelap gulita...

Bumi belum berbentuk, kosong dan gelap gulita menandakan bahwa. keadaan maut dalam kekelaman, jauh lebih kuat dari sekedar alasan2 yang bersifat kebendaan, wujud atau semua yang tertampakm,.. terlebih juga kebenaran, keselamatan, kemuliaan, bahkan layanan ini...

Bukan aku tapi Dia




"Sungguh tak terselami Maha KaryaNya, sekalipun oleh RohNya kita mendapat kemurahan bisa mengalami Dia dalam tubuh Maut ini. Semua ingatanku tentang Dia selalu terbenamkan kedalam Maut karena HikmatNya yang begitu sempurna, sampai pengharapan yang kumiliki oleh RohNya, melenyapkan semua yang kupikirkan tentang Dia. Mungkin ini yang kuanggap benar? Aaah.. itu adalah bagian Dia yang memutuskan, karena ini yang kupilih, bahwa aku syukuri saja semua yang sanggup aku kerjakan oleh kuasa kemurahanNya"

"Galatia 2:20!"